Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Teken Angka Prevalensi Stunting, Pemprov Bengkulu Gelar Kick Off Intervensi Serentak

0

Bengkulu – Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Forkopimda menggelar Kick Off dan Penandatanganan Komitmen Bersama Gerakan Nasional Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Provinsi Bengkulu.

 

Adapun agenda yang dilakukan ialah pemeriksaan pada semua ibu hamil, balita dan calon pengantin di Bengkulu. Hal ini merupakan langkah penting dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting.

 

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang dimulai hari ini (3/6) dan akan berlangsung selama bulan Juni 2024.

 

Stunting sendiri merupakan permasalahan kekurangan gizi utama balita Indonesia saat ini. Stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama dan penyakit infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada di bawah standar. Selain itu, kejadian stunting pada balita juga erat kaitannya dengan status kesehatan ibu pada saat hamil dan masa sesudah hamil.

Diketahui prevalensi stunting pada balita di Indonesia penurunannya masih jauh dari harapan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, pravalensi stunting di Bengkulu tahun 2023 sebesar 20,2 persen. Sementara untuk tingkat nasional sebesar 21,5 persen. Untuk itu, diperlukan berbagai strategi dan upaya agar tujuan percepatan penurunan stunting dapat terwujud.

 

“Anak sehat adalah investasi bangsa, masa depan negara ini akan dilanjutkan oleh mereka. Oleh karena itu tugas kita bersama untuk mempersiapkan dan menjaga mereka dengan baik,” ungkap Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, Raden Ahmad Denni, saat Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting bertempat di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Senin (3/6/2024).

 

Lanjut Denni, usia balita dikenal dengan “Golden Periode” yang merupakan periode emas perkembangan otak anak yang dimulai dalam 1000 hari pertama kehidupannya. Sehingga pada periode ini perlu diberikan perhatian yang lebih, baik dari sisi nutrisi, kasih sayang maupun rangsangan tumbuh kembangnya.

“Tujuan intervensi ini adalah untuk meningkatkan dukungan, koordinasi dan kerja sama pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota yang pelaksanaannya terkhusus melalui pemerintah desa, puskesmas dan para pemangku kepentingan terkait,” sambung Denni.

 

Gerakan ini dilakukan dalam berbagai rangkaian aksi bersama pendataan, pendampingan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi dan intervensi bagi ibu hamil, balita dan calon pengantin secara berkelanjutan.

 

Masyarakat juga bisa mendapatkan layanan melalui program baru berupa Wajah Baru Posyandu (Warupo) Bengkulu yang melayani semua kelompok umur. (Cakra22)

Leave A Reply

Your email address will not be published.

You cannot copy content of this page