Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

PMII Bengkulu: Membangun Kemandirian Lokalitas

0

Bahteranews.com – Hari Kelahiran PMII yang jatuh pada 17 April 2022 telah berumur 62 tahun sejak didirikannya pada tahun 1960 yang saat itu masih dalam naungan NU. 62 tahun pula pahit manis pergerakan di tingkat lokal maupun nasional telah dirasakan bersama di semaraknya PMII tercinta.

Harlah adalah peringatan yang terukur setiap tahunnya. Melalui Harlah kita semakin bersyukur karena organisasi yang kita cintai terus bergerak maju sesuai dengan perkembangan daerahnya masing-masing. Selalu bersyukur dan mendoakan organisasi pengkaderan ini agar terus berkembang lebih baik dan berkontribusi lebih banyak bagi bangsa dan negara khususnya bagi kemajuan daerah.

Kekuatan dari Harlah, adalah menyatukan kekuatan bersama dalam mencintai dan membangun pergerakan yang lebih bermartabat dan lebih memiliki peradaban terutama dalam memahami dan menerapkan kembali secara kontekstual Zikir, Pikir dan Amal Sholeh.

PMII hari ini khususnya bagi kepentingan bangsa dan negara, telah memberikan banyak masukan-masukan dan kerja-kerja kompeten. Membantu pemerintah membangun soliditas masyarakat dan merajut bangsa ditengah pandemi covid 19 dan ancaman radikalisme agama dan menyatukan pemuda dilintas multikulturalnya baik dari dalam dan luar negeri.

PMII juga telah merangsek masuk pada banyak hubungan kerja yang strategis di pemerintahan, akademis dibanyak Perguruan tinggi negeri dan politis dibanyak partai dan parlemen hari ini.
Bahkan hampir saja menguasai setiap lini strategis kebijakan publik pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Sebagai kader kita semua dapat membaca dan mengakses semua kekuatan personalisasi PMII secara organisatoris dengan mudah dimedia digital saat ini.

Baca Juga: https://bahteranews.com/2022/04/17/pmii-dan-spiritualitas-yang-tertinggal/

Di sisi lain, hadirnya PMII di Indonesia, membawa spirit ketuhanan bernilai ibadah, menyebarkan paham moderat dan mengangkat nilai humanisme yang setara melalui haluan Aswaja sebagai dasar pokok dan sumbu utama praktek keagamaannya, semakin membuat masyarakat dan bangsa Indonesia percaya akan kekuatan dan partisipasi PMII secara organisasi di negara ini.

Kemajuan nasional, ternyata, belum sepenuhnya bisa diimbangi oleh daerah. Salah satunya dengan ketertinggalan bentuk kemandirian kerja dan nilai ekonomis yang belum banyak disentuh pengerjaannya.

Kemandirian organisasi masih dipertanyakan karena masih belum terlihat kreatifitas kader dalam menggalang dana sendiri dan memulai usaha untuk ekonomi sendiri dalam menghidupkan organisasi. Bahkan berlakunya kebiasaan hanya atas nama organisasi atau hanya karena hubungan baik atas relasi kuasa para senior yang ada, tetap berjalan seperti apa adanya..?!

Sebagai kader ulul albab, penempatan zikir, pikir dan amal sholeh menjadi pilihan utama oleh PMII yang tidak dapat diubah oleh apapun. Karena ini adalah kerangka Aswaja yang mampu memberikan contoh terbaik kepada orang banyak terutama melekatnya pemahaman aswaja yang moderat dalam pencerahan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kita sudah harus bekerja keras, mengingat begitu besar tantangan sebagai kader di masa depan terutama membentuk kader yang berkualitas dan selalu berpegang pada spirit organisasi perkaderan agar
PMII lebih menampilkan diri sebagai pelaku perubahan (agent of change) masyarakat dalam hal keagamaan dan berbagi peran intelektual yang diunggulkan.

Adapun pembacaan kita saat ini, adalah kemandirian organisasi dari sisi ekonomi dan kreatifitas kader itu sendiri. Pertama, kader dan warga pergerakan, bisa mengambil peran dalam usaha jasa, seperti Penyablonan, Advertising, Percetakan, Printing, Membuka Tailor dan kursus keterampilan kerja lainnya yang bermanfaat. Sub usaha yang lebih kecil adalah membuka warung pergerakan dengan berbagai bentuknya, kedai atau sekedar lesehan warga yang hanya menyediakan kopi, teh dan wedang jahe.
Kesemuanya adalah bentuk dari usaha kemandirian ekonomi organisasi. Modal awal semua ini adalah program kerja yang dikonversikan pada kesamaan perbuatan dilapangan dan jaringan kelembagaan.

Kedua dikampus-kampus, melalui komisariat dan rayon, kader bisa menjadi distributor dan penjual ATK, Kerajinan tangan dalam berbagai jenis atau setidaknya mensuplai kerajinan lokal yang dipasarkan secara luas sesuai harga dimasyarakat. Termasuk minuman segar, makanan ringan atau sejenisnya.
Usaha ini keuntungannya banyak sekali, disamping menambah penghasilan, silaturahmi dan pertemanan yang akurat, justru menjadi lebih mudah untuk mengajak mereka mengenal PMII dan bergabung di dalamnya.

Ketiga, bagi para alumni, bisa mendirikan Yayasan, Perkumpulan, Perusahaan, Koperasi, lembaga private, kursus-kursus dan atau majelis-majelis ilmu sebagai pengabdian langsung dimasyarakat dan memberikan contoh secara langsung pula kepada kader-kader yang sedang berkembang berproses di organisasi.
Adapun aksesnya dapat diambil dari semua kemudahan yang disediakan pemerintah saat ini juga para alumni yang telah berkiprah menentukan kebijakan republik ini.

Baca Juga: https://bahteranews.com/2022/03/05/lantik-pc-pmii-kota-bengkulu-rohim-hidayatullah-gali-potensi-taklukan-digitalisasi/

Karena kita adalah organisasi kader yang dalam rumusan idealnya disebut kader ulul albab, maka kader PMII lokal hari ini bukan hanya pelopor tapi pelaku utama berdirinya kemandirian ekonomi dan karya-karya intelektual yang dapat dibaca dan dinikmati oleh orang banyak.

Sebagai kader ulul albab yang memiliki intelektual dan berpengetahuan, kita harus menghadapi persoalan atau adanya persoalan yang menuntut penyelesaiannya dari kita sendiri. Bahkan sebagian besar bisnis global di dunia hadir karena adanya persoalan dan memberikan penghargaan yang besar terhadap ide-ide baru dari orang-orang yang ingin maju dan selalu memanfaatkan peluang diri dan sekitarnya dengan benar.
Ini menjadi keberanian strategis kita dari menjawab persoalan kemandirian yang berkepribadian di masa depan.

Peran intelektual kita berlaku dalam setiap keadaan hidup ini, jikalau kita ingin melangsungkan hidup yang selaras, terutama di dalam organisasi. Kekayaan intelektual adalah pengetahuan tiada batas yang menjadi kekuasaan pemiliknya. Jika dipergunakan atas dasar kebersamaan untuk cita-cita yang benar maka akan berhasil dan menjadi contoh dengan tercipta kondisi yang sepantasnya dilakukan.

Baca Juga: https://bahteranews.com/2021/11/02/kader-pmii-harus-berwawasan-luas-dan-berkontribusi-untuk-daerah/

Jika belum, maka janganlah menggunakan kata “puas”, meski usia telah senja, tetaplah berkarya dan berpikir untuk kebaikan bersama. Pikirkan lagi dan teruskan berjalan pemikiran itu, agar ide-ide cemerlang dari gelombang pemikiran kita itu selalu ada dan menjadi yang terbaik. Jangan pernah mengasumsikan yang tidak ada, cukup yang ada saja sesuai dengan program dan kebutuhan hidupnya di masing-masing wilayah.

Mudah-mudahan pemikiran sederhana yang tertuang dalam tulisan kecil ini dapat memberi arti kemandirian ekonomi PMII kita di daerah.
Sisi yang biasa bila dikerjakan akan menjadi sederhana dan apabila terus menerus dilakukan akan menjadi kaya dan raya dalam kuatnya arus pergerakan.

Salam cinta pergerakan.
Wallahul Muwafieq Ilaa Aqwamith Thorieq

Oleh: Herliardo,

  • Alumni STAIN, sekarang UIN Fas Bengkulu 1998
  • Sekretaris PC. PMII Bengkulu 1994-1995
  • Anggota DPRD Provinsi Bengkulu 2009-2014
  • Ketua DPW PKB Provinsi Bengkulu 2012-2017
  • Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPW PKB Provinsi Bengkulu 2022-2027
  • Ketua Koperasi Sirkah Muawanah NU Kabupaten Rejang Lebong.
Leave A Reply

Your email address will not be published.

You cannot copy content of this page