Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Yudi Kaitora: Jangan Ubah Enggano Menjadi Pulau Sawit

0

Kota Bengkulu – Rencana masuknya investor perkebunan kelapa sawit skala besar di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, mulai menuai penolakan dari berbagai elemen masyarakat.

Diungkapkan oleh salah seorang warga enggano Yudi Ariawan Kaitora, masuknya investor yang informasinya akan menggarap lahan seluas15.000 hektar tersebut, ditakutkan akan berpengaruh pada rusaknya kondisi alam Enggano, terutama menipisnya ketersediaan air bersih dan terancam punahnya flora dan fauna endemik Enggano.

“Kita ketahui bersama, sawit sangat rakus mengkonsumsi air, sehingga tidak layak dikembangkan di enggano,” ujarnya seusai diskusi bertajuk selamatkan pulau enggano dari gempuran investasi perkebunan kepala sawit di Roemah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) wilayah Bengkulu. Rabu, 16 Februari 2022.

Baca Juga: https://bahteranews.com/2021/12/14/bahas-raperda-inisiatif-perlindungan-masyarakat-adat-enggano-dprd-gelar-fgd/

Dilanjutkannya, informasi akan masuknya investor perkebunan sawit skala besar di pulau Enggano bukanlah yang pertama kali. Namun, selalu mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat.

Ditambahkan oleh Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bengkulu, Aldi Kresmonanda, masuknya investor perkebunan skala besar seringkali berangkat dari asumsi bahwa perusahaan agribisnis global lebih efektif dari pada petani skala kecil. Namun perlu dicatat, dalih meningkatkan perekonomian masyarakat setempat tersebut tidak akan setimpal dengan dampak negatif yang akan diterima. Tidak hanya kondisi alam yang akan berubah, struktur sosial dan kondisi budaya masyarakat juga akan berubah.

“Masuknya investor tersebut dikhawatirkan berpotensi merusak ekosistem kawasan, kehadiran komoditas sawit juga akan berdampak pada wilayah dan masyarakat adat semakin tergerus. Kita ketahui bersama, sebagian besar pulau Enggano merupakan wilayah batuan karang, sehingga dibutuhkan penanganan khusus,” ungkap Mahasiswa Pertanian Universitas Bengkulu tersebut.

Baca Juga: https://bahteranews.com/2021/06/29/juhailiperda-enggano-berisi-tiga-poin-penting/

Ia melanjutkan, lebih baik enggano dibangun dengan memanfaatkan potensi lokalitas, sehingga seluruh masyarakat bisa terlibat dari hulu hingga hilir serta tidak merusak tatanan yang ada.

“Kepada pemangku kepentingan, kami berharap investor yang akan masuk jangan komoditi sawit lah, coba pabrik pisang atau investor pengolahan ikan serta potensi pariwisata,” pungkas Aldi. (PMS20)

Aldi Kremonanda, Ketua Cabang PMII Kota Bengkulu

Leave A Reply

Your email address will not be published.

You cannot copy content of this page