Bahteranews.com – Transformasi berawal dari kata “berpindah atau memanfaatkan”. Transformasi digital itu dimana kita dapat memanfaatkan teknologi digital dalam bentuk aspek untuk aktivitas kehidupan kita.
Proses pertama dengan melakukan digitalisasi, yang artinya bahan-bahan atau materi informasi ini tidak bisa kita lakukan dalam media konvensional. Proses kedua memiliki bahan dan materi yang sudah siap untuk data digital selanjutnya.
Kita dapat dikatakan melakukan proses transformasi digital itu ketika sudah memanfaatkan struktur teknologi dan melibatkan masyarakat secara luas. Untuk menjalankan suatu proses bisnis kita dapat melakukan proses digitalisasi dengan menggunakan teknologi IT dan teknologi TIK.
Contohnya, pemerintah melakukan pelayanan publik dalam melakukan pembuatan KTP, IMB dan seterusnya, di mana masyakarat tidak perlu bertatap muka secara langsung. Karena semua dapat dilakukan secara online dan secara langsung sudah tersistem.
Di era ini kita baru sadar bahwa memanfaatkan TIK merupakan sebuah konteks struktur dalam memperbaiki sebuah proses dalam bisnis. Dengan adanya Covid-19, secara tidak langsung proses transformasi digitalisasi mengalami percepatan perpindahan, dari manual menuju teknologi digital, yang di mana semua masyarakat secara tidak langsung terpaksa menggunakan ruang digital ini untuk melakukan upaya dalam memanfaatkannya. Percepatan seperti inilah yang merupakan sebuah momentum yang kita alami, di mana semua masyarakat menggunakan teknologi digital untuk aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: https://bahteranews.com/2022/01/14/peran-teknologi-informasi-dan-aplikasi-myob-untuk-perusahaan/
Terdapat satu elemen dasar ketika sedang melalukan proses transformasi digital, elemen dasarnya yaitu infrastruktur. Jadi, kita dapat melakukan transformasi digital ini ketika semua masyarakat memiliki kesempatan untuk konek dengan digital, memiliki kesempatan untuk akses, memiliki kesempatan bisa menggunakan layanan internet dan seterusnya.
Konektifitas infrastruktur sebagai dasar untuk melakukan transformasi digital, supaya tidak terjadi konektifitas infrastruktur yang hanya berada di kota besar saja, akan tetapi bisa juga di akses pada kota lainnya yang berada di Indonesia.
Saat ini pemerintah sedang melakukan percepatan transformasi digital agar daerah yang terpencil juga dapat mengakses hal yang sama dengan kota lainnya. Pemerintah juga sedang melakukan pengumpulan anggaran dana untuk membangun konektivitas yang tertinggal pada daerah terpencil, pemerintah menargetkan pada akhir tahun 2022 tidak ada lagi daerah terpencil yang tidak memiliki konektivitas internet.
Oleh: Miftahul Amanatul Ummah, Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia
Sumber: Laduni.ID