Gubernur Rohidin: Bengkulu Rumah bagi Seluruh Suku Bangsa
BENGKULU – Dari sisi sosial kemasyarakatan dan budaya, Provinsi Bengkulu merupakan rumah bagi seluruh suku bangsa yang ada. Sehingga Bumi Rafflesia memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi setiap etnis mengembangkan kebudayaan, tradisi dan kesenian dengan dibalut nuansa kedaerahan dan persatuan.
Hal tersebut ditegaskan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat hadir pada Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Hari Keris Sedunia & Launching Buku Keris Irjen Pol. Guntur Setyanto, di Lapangan Rekonfu Polda Bengkulu, Kamis (25/11) malam.
Dalam kesempatan itu Gubernur Bengkulu ke-10 ini juga mengungkapkan, ada 3 keterpaduan silaturahmi yang menjadi paket yang sangat lengkap dan utuh serta tinggi pada malam ini. Pertama, terjadinya silaturahim kesenian, dengan adanya kolaborasi alat musik Dhol Bengkulu dengan tarian khas Papua.
Kedua, silaturahmi budaya, di mana dalam pagelaran wayang kulit dan launching buku Keris Irjen Pol. Guntur Setyanto digunakan pakaian khas Bengkulu dan yang ketiga silaturahmi lintas generasi yaitu antara Trah (keturunan) Pangeran Diponegoro, Trah Sentot Alibasyah dengan seluruh lapisan elemen masyarakat Bengkulu.
“Jadi ini merupakan berwujudan pesan para pahlawan untuk merawat Indonesia. Silaturahmi budayanya terjadi, silaturahmi antar suku dan generasi terjadi, maka ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada pahlawan kusuma bangsa,” jelas Gubernur Rohidin.
Lanjut Gubernur Bengkulu lulusan terbaik UGM dan IPB ini, malam ini menjadi malam penghormatan karena kegiatan penuh makna ini bersamaan dengan peringatan Hari Pahlawan, Hari Keris Sedunia dan Hari Guru Nasional. Momen ini sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa dan eksistensi masa depan bangsa Indonesia kedepan.
“Negara ini merdeka bukan hadiah dari pihak manapun tetapi perjuangan seluruh rakyat Indonesia dan atas berkat Rahmat Tuhan yang Maha Kuasa,” serunya.
Selain itu, disampaikannya, malam tersebut juga penuh nilai dari sisi ilmu pengetahuan, karena buku menjadi wujud paling nyata dari sebuah ilmu. Bentuk kecintaan kita paling real dengan ilmu dengan menulis buku. Dan buku menjadi wadah yang paling efektif untuk mampu mewariskan ilmu kepada generasi-generasi selanjutnya.
Dan buku menjadi media paling penting agar terjadi literasi dari apa yang kita tulis atau pesankan.
“Maka saya sungguh menyambut baik dan ada kebanggaan yang luar biasa atas launching buku Keris Irjen Pol. Guntur Setyanto yang berjudul “Didactic Values Of Nusantara Hilt”, (Pesan Moral dari Keris Nusantara) dan kita menjadi saksi sejarah launching buku Keris yang juga telah mendunia ini,” pungkasnya.
Kapolda Bengkulu Irjen Pol. Guntur Setyanto mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung di-launching-nya buku Keris ini. Sehingga menjadi referensi bagi masyarakat umum khususnya mahasiswa dalam pembelajaran dan pengembangan kelestarian budaya bangsa.
“Indonesia dikenal dunia sebagai negara yang kaya akan budaya. Peninggalan budaya yang banyak ditemukan saat ini menjadi topik, salah satunya adalah keris dari sisa peninggalan masa lalu yang menjadi warisan budaya bangsa Indonesia yang diakui dunia,” ungkapnya.
Menyambut Peringatan hari Keris Sedunia serta Hari pahlawan, Polda Bengkulu diketahui juga melaksanakan Serbuan Vaksinasi Massal COVID-19 yang digelar serentak di seluruh Polres jajaran Polda Bengkulu.
Sementara itu untuk diketahui, Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji (Senapati) Nusantara mendorong pemerintah menetapkan tanggal 25 November menjadi Hari Keris Nasional. Keinginan itu semakin kuat selang 14 tahun setelah UNESCO menetapkan keris sebagai warisan budaya Internasional tak benda.
Organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB itu, mengakui keris sebagai salah satu warisan dunia pada 25 November 2005 silam. Pengakuan tersebut lantas dienskripsikan dalam Representative List of Humanity UNESCO pada 2008.
Pengakuan tersebut, memiliki dampak yang luas terhadap budaya perkerisan di Indonesia. Salah satunya, menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia, bahwa karya agung nenek moyang telah mendapat pengakuan dunia internasional.
Hari Keris Nasional dipandang dapat menciptakan momentum yang mendorong stakeholder untuk ikut melakukan upaya pelestarian Keris Indonesia. (AH)