Take a fresh look at your lifestyle.

- Advertisement -

Menteri Pertanian Apresiasi Langkah Gubernur Bengkulu Tangani Penyebaran Rabies

0

BENGKULU – Melalui berbagai program yang telah dilakukan beberapa tahun ini, Provinsi Bengkulu terus mendukung target Indonesia untuk Bebas Rabies 2030. Ini tercermin dari beberapa Kabupaten di Provinsi Bengkulu telah dinyatakan bebas dari Rabies, yakni Bengkulu Utara, termasuk di pulau Enggano.

Hal ini diapresiasi langsung oleh Menteri Pertanian Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, saat Dialog Interaktif Menteri Pertanian RI Bersama Gubernur Bengkulu, Gubernur Sumsel, Gubernur Jateng, Gubernur NTB dan Beberapa Bupati Terkait Program Pengendalian Rabies Peringatan World Rabies Day (WRD) Tahun 2021, Jumat (8/10/2021).

“Mungkin karena Pak Gubernur Rohidin ini Dokter Hewan ya, intinya kita semua memberikan apresiasi, karena ada isolasi, ada preventifnya divaksin yang juga harus tersedia, ya saya berharap Bengkulu bisa menjadi model, coba keluarkan regulasi yang mungkin bisa saya pelajari, mungkin nanti 10 November kita bisa bertemu di Jakarta,” ungkap Menteri Syahrul Yasin Limpo yang juga membuka secara resmi Pencanangan Vaksinasi Menuju Bebas Rabies 2030.

Dalam dialog bersama Menteri Pertanian ini Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memaparkan komitmen dan program – program Provinsi Bengkulu dalam mengantisipasi dan mengendalikan Rabies.

“Kita menjamin ketersediaan vaksin baik melalui BPBD maupun APBN itu jumlahnya ribuan dosis, kemudian vaksinasi massal pada Hari Rabies Sedunia yang alhamdulillah seribuan vaksin telah dilakukan, juga pengetatan mobilisasi hewan yang terkadang kita masih lengah karena sangat potensial membawa penyakit,” papar Gubernur Rohidin.

Gubernur Rohidin juga mengingatkan dan mengajak masyarakat yang memiliki hewan peliharaan seperti anjing, untuk dapat divaksin maupun tidak melepas tanpa pengawasan di lingkungan masyarakat.

“Jika mempunyai hewan yang berpotensi Rabies itu untuk divaksinasi, kemudian jangan melepaskan binatang peliharaan terutama anjing, terakhir kita minta mengoptimalkan peran Puskeswan, Klinik Hewan, termasuk para Dokter Hewan di lapangan, tadi kita usulkan ke Pak Menteri untuk pembangunan Puskeswan yang baru, masih ada yang belum memiliki Puskeswan,” jelas Gubernur Rohidin yang juga lulusan Kedokteran Hewan UGM ini.

Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Umumnya, virus penyebab rabies menular ke manusia melalui gigitan hewan. Rabies tergolong penyakit berbahaya karena berisiko menyebabkan kematian jika tidak cepat ditangani. Di Indonesia, rabies atau yang dikenal dengan istilah “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat.

Gejala rabies biasanya muncul sekitar 30–90 hari setelah penderita tergigit hewan yang terinfeksi. Hal ini dapat membuat diagnosis rabies sedikit susah, karena penderita bisa saja lupa telah tergigit atau tercakar hewan rabies. Gejala awal yang dapat muncul meliputi, demam, kesemutan pada luka gigitan dan Sakit kepala. (AH)

Leave A Reply

Your email address will not be published.

You cannot copy content of this page